Kamis, 13 Januari 2011

Daun Kelor Bisa untuk Kontrasepsi?


Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang, Jawa Timur, menggandeng Badan Keluarga Berencana (BKB) setempat untuk mengampanyekan alat kontrasepsi herbal.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang Muhammad Fauzi, Selasa mengatakan, kontrasepsi herbal berbentuk tablet dengan bahan baku daun kelor ini sedang diteliti di Balai Penelitian Indrapura, Surabaya oleh Universitas Airlangga (Unair).

"Hasil penelitian sementara cukup positif karena dari sekitar 25 relawan yang mencoba kontrasepsi tablet herbal tersebut tidak ada yang gagal dan tidak ada efek sampaing," katanya menambahkan.

Bahkan, lanjutnya, setelah mengonsumsi tablet kontrasepsi herbal tersebut kondisinya juga lebih sehat dibanding ketika belum minum tablet kontrasepsi herbal tersebut.

Jika hasil penelitian yang dilakukan Unair tersebut benar-benar positif dan tidak ada efek samping bagi penggunanya, kata Fauzi, maka Dinkes bersama BKB akan melakukan sosialisasi kepada masyarakat luas sebelum benar-benar diterapkan.

Ia mengakui, dalam penerapan kontrasepsi herbal tersebut Dinkes hanya bertindak sebagai peneliti, sedangkan BKB yang akan melakukan sosialisasi dan penyuluhan lebih detil kepada masyarakat.

Dikemukakannya, setelah kontrasepsi herbal tersebut dinilai positif dan tidak ada efek sampingnya, Dinkes juga masih menunggu hasil penelitian ulang yang dilakukan di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Surabaya.

"Sekarang kami masih menuggu hasil penelitian ulang dari BPOM tersebut, kalau tidak ada masalah dan benar-benar tidak ada efek sampingnya baru akan kami tindaklanjuti lebih jauh sebelum dikampanyekan (disosialisasikan) dan diterapkan pada masyarakat luas," kata Fauzi.

Selama ini alat kontrasepsi yang dikenal akseptor Keluarga Berencana (KB) adalah pil, IUD (spiral), metode operasi wanita (MOW atau tubektomi), metode operasi pria (MOP atau vasektomi), implant (susuk), kondom serta KB kalender. (sehatnews)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar