Selasa, 25 Januari 2011

UGM Lacak Identitas Mahasiswa Pengklaim Pembuat Crop Circle di Sleman


Sebuah tulisan di blog mengklaim crop circle di areal pertanian Berbah, Sleman, merupakan buatan enam mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM). Meski banyak yang menyebutnya hoax, pihak universitas yang dikenal dengan sebutan 'Kampus Biru' itu akan melacaknya.

"Saya sudah dengar soal klaim itu, saya juga sudah berkoordinasi dengan Dekanat Fakultas MIPA dan sekarang sedang dilacak dan diselidiki," kata Kepala Humas UGM Suryo Baskoro kepada detikcom, Selasa (25/1/2011).

Suryo mengatakan, kemungkinan crop circle itu dibuat oleh mahasiswa cukup besar. Apalagi, mahasiswa di jurusan MIPA, boleh jadi memiliki minat terhadap desain dan seni pembuatan crop circle.

"Ya mungkin saja buatan mahasiswa UGM, kita coba terus selidiki itu. Nanti kalau sudah menemukan, tentu kita akan sampaikan," kata Suryo.

Suryo mengatakan, sebenarnya pembuatan crop circle semacam itu bagus sebagai bentuk ekspresi diri dan kesenian. Namun sayangnya, aksi itu merusak tanaman padi milik para petani di lokasi itu.

"Itu positif ya, dalam artian ekspresi seninya positif. Tapi kalau dilihat merusak tanaman, itu mestinya nggak boleh ya," kata Suryo.

Jika benar pembuatnya mahasiswa UGM, apakah akan ada sanksi? "Kita belum sampai ke tahap itu, kita cari dulu kebenarannya," kata Suryo.

Sebelumnya, muncul tulisan 'Terungkap Circle crop Sleman Kerjaan 6 Mahasiswa (UGM)' di internet. Namun sayangnya, penulis tidak menyebutkan idetitas siapa sang penulis dan siapa 6 mahasiswa UGM itu.

Tulisan itu menceritakan bahwa 6 mahasiswa UGM terlibat dalam pembuatan crop circle untuk mengisi liburan. Menurut sang penulis, mahasiswa UGM itu berasal dari Sains Matematika dan Pertanian MIPA. Penulis menuliskan, saat chatting lewat Facebook, salah seorang dari mahasiswa mengaku bahwa merekalah yang membuat crop circle itu.

Untuk meyakinkan pembaca, penulis menjelaskan secara singkat bagaimana para mahasiswa itu membuat crop circle itu. Mahasiswa membuat crop circle dengan memakai pembajak sawah yang beroda. "Lihat saja padi yang mereka gilas jatuhnya searah. Menurut mahasiswa berambut cepak dan berkacamata ini (maaf kalau ditulis ya bro ciri-cirinya), pembuatannya sangat rumit, mereka merancang dengan baik-baik menggunakan desain dan ilmu hitung Matematika dengan sangat teliti," tulisnya.[detik]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar