Minggu, 02 Januari 2011

Solo FC dan Persema Awali Pertandingan Liga Primer Indonesia


Manajer Umum Bidang Liga, Liga Primer Indonesia, Arya Abhiseka mengatakan persiapan pihaknya menggelar awal kompetisi sudah sesuai jadwal. Ia menjelaskan pertandingan akan dibuka oleh klub kota Solo, Solo FC yang akan berhadapan dengan Persema Malang di Stadion Manahan, 8 Januari mendatang.

“Keduanya dipastikan akan membuka awal kompetisi Liga Primer Indonesia,” kata Arya ketika dihubungi, Ahad (2/1).

Arya menjelaskan pihaknya telah mengajukan izin kepada kepolisian setempat. Pihak keamanan, menurutnya telah memberi jaminan akan mengeluarkan izin jika laga bisa digelar beberapa hari sebelum berlangsungnya pertandingan. “Kita sih pengennya cepat soal perizinan ini. Tapi soal perizinan pihak keamanan yang memiliki otoritas,” jelasnya.

LPI, jelas Arya akan memakai sistem kandang dan tandang seperti lazimnya kompetisi sepak bola profesional. Ketika digelar laga pra musim itu hanya per kasus saja setiap tim bermain per wilayah. “Itu kan baru pemanasan,” jelasnya.

Direktur Solo FC, Kesit B Handoyo juga mengatakan timnya telah siap berhadapan dengan Persema. Ia menjelaskan LPI sengaja digelar sebagai terobosan untuk membangun klub yang mandiri dari Anggaran Pendapatan dan Belanda Daerah (APBD).

“Permainan tim meningkat dua pekan setelah pelatih Branko Babic dari Serbia datang,” ujar Kesit.

Ia mengatakan pihaknya akan kedatangan tiga pemain asing dalam beberapa hari ini. Pemain awal yang akan bergabung adalah gelandang klub Australia, Perth Glory David Micetski. “David kami kontrak di bawah Rp 1 miliar,” jelasnya. Dua pemain lanjutan asal Serbia akan datang menjelang laga kick off.

Dukungan Solo FC tampil pada laga perdana LPI juga dilancarkan Pasoepati. Kesit menerangkan ketika pihaknya menggelar laga pra musim di Stadion Manahan sekitar 5.000 Pasoepati mendukung mereka. “Saya sudah mendapat jaminan dari Presiden Pasoepati,” ujarnya.

Pihak LPI sempat menjanjikan akan mendatangkan para pemain bintang (marquee player) di awal kemunculannya. Menurut Arya pemain-pemain tersebut tidak hanya memikirkan soal uang. Mereka juga mempertimbangkan fasilitas di stadion serta komunitas orang asing di tempatnya bermain. “Ada tiga pemain bintang yang sempat ke Indonesia. Meski ditawarkan satu juta dolar pun mereka menolak setelah melihat fasilitas stadion yang kurang lengkap,” tegasnya.

Rata-rata para pemain bintang sebelumnya pernah bergabung dengan klub-klub elit di Eropa. Itulah alasan utama ngototnya mereka meminta fasilitas lengkap ketika berkunjung ke stadion. “Sebut saja Inter Milan. Bertambah umur bukan cuma duit yang mereka kejar,” jelas Arya, yang menjanjikan pertandingan LPI akan disiarkan stasiun televisi nasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar