Minggu, 22 Mei 2011

Tindakan Kubu 78 Dinilai Lebih Memalukan Dibanding Kubu Nurdin


Anggota Komite Normalisasi Hadi Rudyatmo menilai kelompok 78 pendukung George Toisutta dan Arifin Panigoro telah mempermalukan bangsa dan negara di hadapan masyarakat sepak bola dunia. Menurutnya, tindakan kelompok 78 dalam Kongres PSSI kemarin jauh lebih memalukan dibanding gerakan pendukung Nurdin Halid, beberapa waktu lalu.

“Komite Normalisasi tidak sanggup menormalkan mereka,” kata Rudy, demikian panggilan akrabnya saat ditemui di kediamannya, Sabtu, 21 Mei 2011. Dia menyebut jika kelompok itu tidak memiliki itikad baik serta etika dalam persidangan. Sebab, kelompok tersebut terlalu memaksakan kehendak dan tidak bisa menghormati pimpinan sidang.

Dibandingkan dengan kelompok Nurdin Halid, Rudy menilai jika kelompok 78 lebih memalukan. Sebab, bagaimana pun Nurdin Halid pernah terpilih menjadi ketua PSSI melalui sebuah kongres. “Sedangkan yang diperjuangkan kelompok 78 itu tidak jelas,” kata Rudy dengan nada tinggi.

Rudy menyatakan dukungannya kepada Agum Gumelar yang memilih untuk menghentikan sidang. Sebab, suasana sidang sudah tidak kondusif lantaran adanya beberapa pihak yang memaksakan kehendaknya. Dia berharap kelompok 78 mau bertanggung jawab jika PSSI terkena sanksi dari FIFA. “Dan saya akan jadi orang pertama yang membawa mereka ke jalur hukum,” kata Rudy.

Kebuntuan dalam Kongres PSSI di Hotel Sultan Jakarta itu menyebabkan Rudy memilih mundur dari Komite Normalisasi. Namun, hingga saat ini, dia masih menunggu tanggapan dari FIFA atas keputusannya untuk mundur. “Keputusan saya ini didukung oleh banyak orang,” kata Rudy. Dia mengaku telah mendapatkan 12 ribu pesan pendek yang intinya mendukung sikapnya dalam Kongres PSSI.|tempointeraktif|

Tidak ada komentar:

Posting Komentar