Minggu, 15 Mei 2011

FIFA Dinilai Memprovokasi dan Mengobok-Obok Indonesia


Langkah Komite Normalisasi pimpinan Agum Gumelar yang menganulir putusan Komite Banding soal lolosnya nama George Toisutta, dan Arifin Panigoro, dinilai terlalu berat sebelah pada FIFA dan bertentangan dengan semangat rekonsiliasi yang mereka usung sebelumnya.

FIFA kemudian menjadi tameng bagi Komite Normalisasi dalam bersikap cuek dan masa bodoh terhadap banyaknya kritikan dan teguran yang mencoba mengingatkan jika langkah mereka bertentangan dengan semangat rekonsiliasi memperbaiki PSSI, bahkan juga bertentangan dengan Statuta FIFA itu sendiri.

Itu sebebnya, kubu pendukung George Toisutta-Ariffin Panigoro yang tidak bisa menggoyang sikap dan keberadaan Agum Gumelar, kini mulai melancarkan serangan protes dan gugatan kepada FIFA langsung. Dengan menyewa pengacara, mereka membawa kasus PSSI tersebut kepada lembaga peradilan dunia olahraga, Court of Arbitration for Sport (CAS).

Menurut Duta Besar Indonesia untuk Swiss, Djoko Susilo, tindakan yang dilakukan kubu George Toisutta-Arifin Panigoro tersebut sudah tepat. Pasalnya, FIFA dinilai sudah terlalu jauh mencampuri urusan PSSI, yang disinyalir sebagai tindakan provokasi untuk memancing keluarnya sanksi FIFA.

"Tindakan FIFA sebenarnya bisa dikategorikan sebagai provokasi dan mengobok–obok dunia sepak bola Indonesia. Tujuannya jelas. Jika para tokoh bisa terprovoklasi, FIFA punya alasan menjatuhkan sanksi atas Indonesia," ujar Djoko Susilo.

Dubes Indonesia untuk Swiss tersebut meminta semua pihak, termasuk kubu George Toisutta-Arifin Panigoro untuk tidak membuat pergerakan yang memancing reaksi. Semua pihak, menurut Djoko harusnya mematuhi proses hukum yang akan segera berlangsung di Lausanne, Swiss.

"Seharusnya mereka tidak terpancing melakukan berbagai tindakan yang merugikan. Diplomasi pun harus ditingkatkan agar semua berjalan lancar dan berlangsung mulus. Konfrontasi hanya akan merugikan kepentingan nasional," ujar Djoko Susilo.

sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar