Mohammed Qadafi ingin mengganti namanya menjadi Zayed setelah melihat kekejaman pemimpin
Libya Moammar Qadafi, ia mengaku malu.
Libya Moammar Qadafi, ia mengaku malu.
Gara-gara namanya sama dengan Pemimpin Libya Muammar Qadafi, seorang warga Sudan mempertimbangkan untuk mengganti namanya. Ia merasa mau memiliki nama sama dengan pemimpin yang kini dianggap kejam karena memberangus gerakan prodemokrasi di Libya.
"Saya malu dengan nama saya. Saya akan menggantinya sebagai bentuk dukungan saya ke masyarakat Libya," kata Mohamed Qadafi, seperti dikutip dari the National, Kamis.
"Saya punya banyak kawan di Libya. Sekarang mereka menderita. Tadinya saya mengagumi Qadafi, tapi sekarang saya tidak bisa lagi menggunakan namanya setelah apa yang ia lakukan ke rakyatnya sendiri," sambung Qadafi.
Mohammed Qadafi lahir di Sudan pada 1979. Setahun setelah Kolonel Muammar Qadafi mengambil alih pemerintahan Libya. "Ayah saya mengagumi Qadafi sehingga mereka memberi saya namanya," kata pria yang bekerja sebagai kapten kapal ini.
Ia menerima perhatian luar biasa gara-gara namanya. Ketika ia bersekolah di Libya, pemerintah Libya bahkan memberinya beasiswa penuh untuk sekolah pelayaran. Qadafi juga membaca buku-buku yang ditulis Qadafi, termasuk The Green Book yang berisi pandangan politiknya.
Mau diganti nama apa? Qadafi mengaku belum tahu. "Itu yang sukar. Saya inginnya sih nama pemimpin Arab lainnya, tokoh yang baik, mungkin saya akan menamai Zayed," katanya. Namun mengganti nama di Sudan bukanlah pekerjaan mudah. Ia harus ke pemerintahan lokal dan mengurus administrasi, termasuk mengganti nama anak-anaknya.
"Prosesnya bisa bertahun-tahun. Tapi prosesnya sepadan bagi kesengsaraan warga Libya," katanya.|REPUBLIKA|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar