Tempat Lahir: Mühlacker (sebuah kota kecil dekat Stuttgart)
Tanggal Lahir: 23 Maret 1990
Tinggi Badan: 167 cm
Berat Badan: 60 kg
Nama Ibu Kandung: Uschi Kurniawan
Nama Ayah Kandung: Petrus Kurniawan
Kim Jeffrey Kurniawan, pemain Sepak Bola berusia 20 tahun yang saat ini memperkuat FC Heidelsheim, sebuah klub yang berkompetisi di Verbandsliga Nordbaden Jerman (satu level di bawah divisi 3 Bundesliga).
Memang, klubnya saat ini bukanlah raksasa seperti Bayern München. Tapi sebagai lulusan Karlsruher SC, setidaknya Kim merasakan betapa ketatnya persaingan di sebuah negara yang pernah tiga kali juara dunia.
Postur tubuhnya tak jauh beda dengan seorang Lionel Messi. Kim memegang paspor Jerman, karena sejak lahir ia terus berdomisili di negeri sang ibunda. Di sana, ia mungkin tak banyak mengenal tentang negara kelahiran ayahnya, terutama tentang sepakbola Indonesia. Maklum saja, Indonesia belum cukup berprestasi di kancah dunia untuk bisa dikenal banyak orang di Barat.
Meski demikian, sejarah kakeknya yang bernama Kwee Hong Sing akan selalu melekat di dalam hati Kim. Ternyata, sang kakek pernah membela Persija Jakarta dan juga tim nasional Indonesia di era 1950-an. Kala itu, Indonesia ditangani seorang pelatih asal Yugoslavia, Antun Pogacnik.
Kwee Hong Sing, kakek dari Kim Jeffrey Kurniawan
Di bawah asuhan Pogacnik, timnas lumayan bersinar. Beberapa hal yang perlu dicatat adalah kesuksesan Indonesia meraih medali perunggu Asian Games 1958, nyaris mengungguli Uni Soviet yang diperkuat Lev Yashin di Olimpiade 1956, menundukkan Cina di Kualifikasi Piala Dunia 1958, dan menjuarai Piala Merdeka 1961 dan 1962 di Malaysia. Selain itu, Kwee Hong Sing juga mencicipi beberapa gelar bersama Persija.
Apakah Kim ingin mengikuti jejak kakeknya? Bagaimana sikap Kim apabila dipanggil pelatih timnas Alfred Riedl? Simak sendiri petikan wawancara eksklusif pemimpin redaksi GOAL.com Bima Prameswara Said dengan Kim Jeffrey Kurniawan.
GOAL.com: Bisa Anda jelaskan sedikit tentang perjalanan karier Anda sejauh ini?
Kim Jeffrey Kurniawan (KJK): Saya mulai bermain di usia 5 tahun, di kampung saya yang bernama Knittlingen. Ayah saya melihat bakat saya dan membawa saya bermain di akademi sepakbola. Dari situ, seorang pelatih Karlsruher SC melihat saya dan bertanya apakah saya ingin bergabung dengan tim mereka. Jadi di usia 6 tahun saya bermain untuk Karlsruher SC, selalu di liga tertinggi. Pada dua tahun terakhir tingkat remaja, saya bermain di level remaja Bundesliga, melawan tim remaja lainnya seperti Bayern Munich, VFB Stuttgart, Mainz 05, Eintracht Frankfurt, 1899 Hoffenheim, SC Freiburg, dan lain-lain.
GOAL.com: Apa yang membuat Anda pindah dari Karlsruher SC U-19 ke Spvgg. FC 07 Heidelsheim?
KJK: Pada tahun terakhir tingkat remaja, saya mengalami cedera parah. Tulang rawan robek sehingga diperlukan operasi besar. Akibatnya, saya terpaksa istirahat selama enam bulan tanpa sepakbola. Ini merupakan masa yang paling sulit dalam kehidupan saya. Dan saya harus berlatih sangat keras, semuanya butuh waktu dan itulah sebabnya saya memutuskan untuk bermain sepakbola dalam sebuah tim yang bisa menerima saya sebagai bagian penting dari tim dengan tanggungjawab yang besar. Saya tidak pernah menyesali langkah ini, karena saya mampu masuk skuad inti, tak pernah absen lagi dan saya senang bermain dalam tim ini.
Kim Kurniawan ketika masih membela Karlsruher SC U-19
GOAL.com: FC Heidelsheim adalah klub Verbandsliga Nordbaden. Bagaimana tingkat sepakbolanya dalam liga itu? Bisakah Anda menjelaskan level persaingannya?
KJK: Pokoknya persaingan sangat menguras fisik di tingkat yang tinggi.
GOAL.com: Tim Anda meraih posisi ketiga di klasemen akhir. Apakah dengan prestasi seperti itu, tim Anda melangkah ke divisi 3 Bundesliga?
KJK: Sayangnya kami kalah 2-0 melawan tim yang berada di puncak klasemen, Neckarelz. Jadi kami tak bisa meraih peringkat pertama. Kami memenangkan pertandingan terakhir dengan skor 2-0 atas SV Waldhof Mannheim. Tapi musuh terdekat kami, FC Germania Friedrichstal bermain imbang 0-0. Karena mereka unggul dalam selisih gol, mereka mendapat peringkat kedua, dan kami di posisi tiga. Sayangnya, hanya dua tim teratas yang berhak melaju ke level berikutnya. Saya berharap musim depan kami meraih posisi puncak.
GOAL.com: Anda biasa bermain di lini tengah. Kadang-kadang di sayap kiri atau kanan. Tapi, posisi mana yang paling cocok buat Anda?
KJK: Ya, saya pemain yang fleksibel. Saya bisa bermain di posisi manapun kecuali penjaga gawang dan bek tengah [tersenyum]. Dalam tim saya, saat ini saya lebih banyak ditempatkan di posisi bek kiri, meskipun posisi standar buat saya adalah gelandang, dan favorit saya gelandang tengah. Tapi saya seorang team player jadi saya bermain di posisi yang paling bisa mendukung tim saya.
Foto Kim Kurniawan di salah satu suratkabar Jerman
GOAL.com: Apakah Anda lebih suka menembak dengan kaki kiri atau kaki kanan?
KJK: Saya bisa menembak dengan kaki kiri maupun kanan. Di level remaja di Karlsruher SC, kami selalu diajarkan untuk terbiasa mengumpan dengan kaki kiri maupun kaki kanan.
GOAL.com: Kakek Anda, Kwee Hong Sing, pernah bermain untuk Persija maupun tim nasional Indonesia. Bagaimana pengaruhnya terhadap kehidupan sepakbola Anda?
KJK: Sepertinya saya mewarisi kualitas sepakbola kakek, dan saya sangat senang dengan hal ini. Sayangnya, tidak setiap tahun saya bisa bertemu kakek karena beliau tinggalnya di Indonesia, sedangkan saya di Jerman, tapi ketika kakek datang, kami bermain sepakbola bersama. Saya tak pernah menyaksikannya bermain bola karena saya masih terlalu muda, tapi ayah saya cerita kalau kakek adalah pemain yang hebat. Saya senang punya kakek yang pernah memperkuat tim nasional Indonesia.
Kwee Hong Sing di U.M.S. (Persidja Djakarta)
GOAL.com: Anda saat ini memegang paspor Jerman. Apakah Anda akan mengubah kewarganegaraan Anda apabila dipanggil ke tim nasional Indonesia?
KJK: Ya, itu benar saya warganegara Jerman tapi kalau saya dipanggil untuk membela Indonesia, saya akan mengganti status kewarganegaraan saya menjadi warga negara Indonesia. Mungkin bisa memilih dua-duanya, paspor Jerman maupun Indonesia akan fantastis. Tapi saya tidak tahu tentang peraturannya. Saya pernah dengar pemerintah Indonesia tidak menginginkan dua kewarganegaraan tapi mungkin saja hal ini bisa menjadi pengecualian karena sepakbola jadi saya bisa memegang dua paspor.
GOAL.com: Mungkin suatu saat pelatih baru Indonesia Alfred Riedl ingin memantau Anda dari dekat, tapi Anda tidak dijamin sebuah tempat di dalam skuad timnas hanya karena Anda bermain di Jerman. Apakah Anda siap bersaing dan membuktikan kualitas Anda untuk meraih sebuah posisi di timnas Indonesia?
KJK: Saya pikir tidak adil jika dia menjamin saya sebuah tempat di tim nasional hanya karena saya bermain di Jerman. Lagi pula, saya tidak menginginkan hal seperti itu. Saya ingin pantas mendapatkannya. Itulah sebabnya saya ingin menunjukkan kemampuan saya dan kualitas yang saya miliki, dan tentunya kepada semua fans sepakbola Indonesia. Dan saya akan sangat senang untuk diberi kesempatan seperti ini untuk menunjukkan kemampuan saya dalam sebuah pertandingan di Indonesia. Saya bersedia diundang untuk bertanding di Indonesia.
GOAL.com: Bagaimana perasaan Anda jika Alfred Riedl menganggap Anda tidak memenuhi syarat untuk masuk timnas?
KJK: Tentunya saya akan kecewa kalau dia mengatakan saya tidak cukup bagus tapi saya pikir saya masih muda dan masih ada kesempatan lagi untuk berkembang. Saya berlatih setiap hari dan usia 20 tahun saya pikir mungkin belum waktu yang terbaik. Mungkin saya bisa bertambah baik sehingga dia dapat mengubah persepsinya. Tentunya saya akan berjuang keras demi mencapai impian bermain dalam tim nasional Indonesia.
GOAL.com: Seberapa banyak yang Anda tahu tentang sepakbola Indonesia saat ini?
KJK: Jujur saja, saya tidak tahu banyak tentang sepakbola Indonesia, tapi saya dengar dari banyak pendapat orang bahwa sepakbola di Indonesia tidak sukses. Menurut saya, Indonesia adalah negara yang indah, saya mencintainya, tapi saya pikir sepakbolanya harus lebih sukses. Alangkah baiknya untuk melihat Indonesia juara dunia. Saya pikir ada potensi besar dan akan menjadi suatu kehormatan bagi saya untuk membantu.
GOAL.com: Sepanjang musim ini, Anda mencetak dua gol. Bisa dijelaskan bagaimana Anda menciptakan dua gol itu?
KJK: Ya, betul. Saya mencetak dua gol. Gol pertama tercipta dalam pertandingan melawan FC Germania Friedrichstal. Saya mendapat bola 30 meter dari gawang. Saya tidak melihat rekan tim yang kosong, jadi saya menggiring bola sendiri, mengecoh tiga pemain lawan dan menembak bola di atas kiper dan terjadilah sebuah gol. Sedangkan gol kedua terjadi melawan SV Waldhof Mannheim. Saya mendapat umpan dari seorang rekan, mengontrol bola dengan dada, 20 meter di hadapan gawang, mengecoh pemain lawan dan melepaskan tendangan voli dan gol.
GOAL.com: Apakah Anda siap untuk tinggal di Indonesia pada masa mendatang?
KJK: Tentu saja, saya selalu bermimpi untuk tinggal di Indonesia. Rencana saya adalah menyelesaikan studi di Jerman, yang akan berakhir tiga tahun lagi, dan apabila memungkinkan saya ingin bermain sepakbola di Indonesia. Saya akan mempertimbangkan untuk pindah ke Indonesia.
TAHUKAH ANDA?
- Neneknya Kim berasal dari Bandung, sedangkan kakeknya dari Kudus.
- Klub favorit Kim adalah FC Barcelona dan Bayern Munich.
"Di luar negeri, favorit saya adalah FC Barcelona, karena menurut saya, mereka memainkan sepakbola terbaik di seluruh dunia. Saya suka cara mereka bermain, dengan menerapkan umpan-umpan pendek dengan teknik tingkat tinggi. Kemudian klub favorit saya di Jerman adalah Bayern Munich." - Pemain favorit Kim adalah Xavi Hernandez, Cesc Fabregas dan Lionel Messi.
"Mereka semua adalah pemain dengan teknik tinggi, mempunyai visi dan mampu mengendalikan pertandingan. Selain itu, cara mereka mengolah bola dan mengumpan sangat cemerlang, dan mereka juga bagus secara defensif [Xavi dan Fabregas]." - Makanan favorit Kim adalah salad dengan campuran dada ayam.
"Sedangkan makanan favorit saya dari Indonesia adalah bakmi goreng." [tersenyum] - Selain sepakbola, Kim sedang mengambil kuliah jurusan bisnis di Pforzheim.
"Ini akan menghabiskan waktu tiga tahun lagi dan saya akan mendapatkan ijazah. Selain itu, saya senang bergaul dengan teman-teman saya dan juga mencintai musik. Favorit saya adalah musik aliran R&B dan soul." - Kim sudah ke Indonesia sebanyak tiga kali (tahun 2001, 2007, dan 2009).
"Semua saudara dari ayah tinggalnya di Indonesia, jadi kami sering mengunjungi mereka. Selain itu, kami berlibur ke Bali yang menurut saya adalah tempat terindah di dunia. Terdapat beberapa pengalaman penting di sana, karena kehidupan di Jerman sangat berbeda dengan gaya hidup di Indonesia. Semua orang sangat baik dan bersahabat di Indonesia, dan hal seperti ini sangat menyenangkan. - Bersama Karlsruher SC, Kim pernah mencicipi gelar Sauerland Cup, sebuah kejuaraan handball di Jerman.(goal.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar