Jumat, 08 April 2011

Terkenal Berkat Youtube


Sebelum videonya beredar di YouTube, tidak banyak orang mengenal Brigader Satu Norman Kamaru. Namun, Norman Kamaru melejit setelah videonya banyak diunggah di YouTube. Fenomena tersebut bukan yang pertama kali di dunia. Salah satu contohnya adalah remaja asal Amerika Serikat, Justin Bieber. Kegemaran Bieber mengunggah lagu-lagu bergenre R&B ciptaannya ke YouTube membuat nama remaja 17 tahun tersebut dikenal di seantero dunia. Kondisi serupa terjadi juga di Indonesia. Tengok saja kepopuleran Sinta dan Jojo. Video Sinta and Jojo Keong Racun telah diunggah 6.566.088 orang. Berikut daftar video Indonesia di YouTube yang membuat orang-orang di dalamnya melejit.

1. "Sinta and Jojo Keong Racun"

Lagu Keong Racun pertama kali dinyanyikan oleh seorang penyanyi bernama Lissa dalam album berjudul Dangdut Techno yang dirilis Air Studio. Namun, saat ini justru Sinta dan Jojo yang lebih mendunia dibandingkan penyanyi aslinya. "Awalnya sih hanya iseng," kata Jojo. Dia dengan Sinta sudah berteman sejak dari SMA. Kemudian, Jojo iseng merekam adegan nyanyi berdua dengan Sinta di rumahnya di Cimahi. Modalnya cuma webcam di laptop.

Berbekal saran sohibnya, Jojo mengunggahnya lewat situs YouTube pada 18 Juni 2010. Selang tiga hari, video itu menghiasi sebuah forum internet dan membuat heboh.

Fenomena Sinta-Jojo menarik perhatian Management Artist Pangeran Cinta. Charly ST 12, pimpinan manajemen, menunjuk Rendhy sebagai manajer dua dara itu beberapa minggu untuk mengatur jadwal mereka. Besarnya harga yang dipatok tidak menyurutkan panggilan.


2. Bona Paputungan "Andaiku Gayus Tambunan"

Lagu dengan video klip berdurasi empat menit 47 detik itu pertama kali diunggah ke dunia maya pada 14 Januari 2011. Kini lagu itu banyak tersebar melalui telepon seluler.

Lagu tersebut bercerita tentang kisah nyata Bona Paputungan ketika mendekam diterali besi sejak 11 Maret 2010. Namun dalam lagunya, ia menyindir perlakuan hukum terhadap terdakwa mafia pajak, Gayus Tambunan yang bisa plesiran ke Bali dan luar negeri meski mendekam dalam penjara.

Selain lagu Andai Aku Gayus Tambunan, Bona juga menciptakan lagu Markus atau makelar kasus, dan delapan lagu lainnya yang merupakan kisah hidupnya dalam penjara.


3. Sualudin "Udin Sedunia"

Ide pembuatan lagu itu bermula dari keisengan lelaki lajang berusia 26 tahun ini bermain tebak-tebakan dengan seorang kawan, ketika masih bekerja sebagai sales alat-alat rumah tangga pada 2009. Agar tak lelah, sambil keliling menawarkan barang, anak ke tiga dari empat bersaudara itu bermain tebak-tebakan, yakni dengan mengait-ngaitkan kata Udin dengan segala aktivitas masyarakat.

“Ternyata banyak kata yang bisa ditambahi kata Udin,” ujarnya. Dari situ Udin kemudian merangkainya menjadi lirik lagu kocak dua bahasa: Sasak yakni bahasa asli Lombok Timur dan Indonesia. Pertama kali lagu dinyanyikan di depan warga atas permintaan sahabatnya, Umar Wirahadikusumah alias Weka.

Udin bercerita saat itu kakak perempuan Weka sedang hamil. Ia ngidam ingin mendengar Udin bernyanyi. Tak ada pilihan lain bagi Mahasiswa Semester VI Jurusan Bahasa Inggris Sekolah Tinggi Ilmu Keguruan dan Pendidikan (STIKIP) itu. Ia pun menyanggupi. Saat beraksi itulah Weka merekamnya, kemudian menyebarkan ke seluruh kawan di sana. Ternyata banyak teman Udin yang suka. Bahkan ada seorang kawan yang meminta izin akan mengunggah lagu itu ke Youtube.

4. Brigadir Satu Norman Kamaru 'Polisi Gorontalo Menggila'

Video ini diunggah ke YouTube pada 29 Maret 2011. Dalam rekaman tersebut, terlihat seorang polisi Gorontalo yang sedang mengenakan seragam dinas dengan gayanya mendendangkan sebuah lagu India secara lip-sync. Duduk di bangku panjang pos jaga, sang polisi ini --ditemani satu anggota lainnya--tampak asyik menirukan lagu India berjudul "Chiyya-Chayyia" sambil menggerak-gerakkan anggota tubuhnya.

Polisi tersebut adalah Brigadir Satu Norman Kamaru yang merupakan anggota Brigade Mobil Kepolisian Daerah Gorontalo. Menurut Norman, video tersebut direkam sendiri melalui kamera telepon selular. Tujuannya adalah untuk menghibur teman satu piket yang terjerat masalah keluarga. Di video, teman Norman ada di samping dirinya tengah asyik bermain handphone. "Sebagai teman, saya menghibur teman yang lagi stres karena masalah keluarga," ungkap Norman, Kamis, (7/3).

Namun, pemuda asli Gorontalo ini tidak menyangka video tersebut bakal menghebohkan. Bahkan akibat video tersebut, ia mesti berhadapan dengan teguran dari atasan.|tempo|

Tidak ada komentar:

Posting Komentar