Rabu, 23 Februari 2011

Pengguna Ganja Bisa Mandul


Penelitian ulang terbaru tentang ganja dan kesehatan seksual menunjukkan bahwa pria pengguna ganja bisa mengalami disfungsi seksual.

Menurut Rany Shamloul, seorang dokter di University of Ottawa dan Queens University di Kanada serta Universitas Kairo Mesir mengatakan pengguna ganja seringkali melaporkan bahwa mengisap ganja dapat meningkatkan keinginan seks.

Penelitian tentang topik tersebut bertentangan dan beberapa studi berkualitas tinggi. Para ilmuwan pertama mulai meneliti ganja dan seks pada tahun 1970-an. Beberapa peneliti menemukan bahwa ganja memiliki efek obat cinta, lalu di tahun 1982, pada studi yang diterbitkan dalam Journal of psikoaktif Narkoba mengatakan bahwa 75 persen dari pria perokok ganja mengklaim dapat meningkatkan kehidupan seks mereka.

Sementara itu, studi lain yang diterbitkan dalam jurnal yang sama pada tahun yang sama menemukan bahwa disfungsi ereksi dua kali lebih umum pada pengguna ganja, hal tersebut sangat bertolak belakang.

Penelitian lain menunjukkan efek dan dosis penggunaan ganja, dimana ganja dosis kecil berdampak kecil terhadap disfungsi seksual, namun penggunaan dosis berlebih ganja dapat membuat ereksi berkurang.

Menurut Shamlul, masalah pada semua penelitian tersebut, karena tidak ada penelitian yang menggunakan divalidasi teknik pengukuran saat mensurvei orang tentang fungsi seksual mereka. Sejumlah pertanyaan berbeda yang digunakan bisa jadi cuma tanggapan miring, karena efek ganja itu sendiri.

Ia mencatat dalam review tersebut bahwa 39 persen laki-laki dalam studi tahun 1982 yang asli yang mengatakan ganja dapat memperpanjang durasi seks, mungkin telah mengalami efek ganja tersebut sehingga mengubah persepsi waktu (orang teler terbiasa berkomentar aneh saat ditanya).

Jelasnya, penelitian terbaru sekarang berisi temuan bahwa penis berisi reseptor untuk bahan aktif ganja menunjukkan pada pria muda mungkin belum bereaksi, tetapi hendaknya berpikir tentang efek jangka panjang penggunaan ganja tersebut.

Penelitian yang diterbitkan pada tahun 2010 dalam jurnal Urology Eropa, peneliti menemukan reseptor untuk tetrahydrocannabinol (THC), bahan aktif dalam ganja, dalam jaringan penis dari lima pasien laki-laki dan enam monyet rhesus. Reseptor itu terutama di otot polos penis, menurut info tambahan studi laboratorium menunjukkan bahwa THC memiliki efek penghambatan pada otot.

"Ini adalah efek yang lebih serius pada fungsi ereksi karena otot polos membentuk 70 persen sampai 80 persen dari penis itu sendiri," kata Shamloul.

"Ini adalah pesan yang kuat kepada generasi muda kita dan laki-laki muda,"tambahnya.

"Penggunaan ganja tersebar luas, terutama di kalangan pria di puncak kehidupan seksual. Kantor Obat dan Kejahatan PBB melaporkan bahwa 162 juta orang menggunakan ganja di seluruh dunia setiap tahunnya. Lebih dari 22 juta menggunakannya sehari-hari, hal inilah yang membuat pemahaman efek jangka panjang penting," kata Shamloul.

Shamloul melaporkan temuannya secara online pada 26 Januari lalu, dalam Journal of Sexual Medicine.|wartanews.com|

Tidak ada komentar:

Posting Komentar